Dalam proses perancangan rumah tinggal, ada beberapa tahapan yang perlu dilalui yaitu analisis site, konsep desain, desain skematik, pengembangan desain, pembuatan gambar kerja, pembuatan rencana anggaran biaya. Konsultasikan tiap tahapan tersebut dengan konsultan Arsitek Anda agar desain rumah tinggal sesuai dengan kebutuhan dan keinginan Anda.

1. Analisis Site

Arsitek akan meninjau lokasi untuk mengetahui beberapa hal seperti luas lahan, jenis tanah, kontur topografi, vegetasi sekitar, bangunan sekitar, ketersediaan infrastruktur (jalan, air, listrik), cuaca, dan lain-lain. Data ini dibutuhkan agar desain bisa sesuai dengan kondisi tapak eksisting. Jika ada kendala jarak dengan Arsitek, maka sampaikan dengan jelas hal-hal tersebut melalui dokumen akta tanah, foto, maupun video.

2. Konsep Desain

Pada tahap membuat konsep desain, Arsitek akan mulai merancang konsep desain bangunan. Dimulai dari tipologi bangunan, kebutuhan ruang beserta luasannya, zonasi ruang, alur sirkulasi, serta gaya desain berdasarkan data dan hasil diskusi dengan Anda. Hasil dari tahap ini adalah konsep desain bangunan yang berupa konsep utama, konsep tapak, konsep ruang, konsep material ,konsep struktur, serta konsep elektrikal dan plumbing. Dalam proses perancangan, tahap ini sangat penting karena akan menjadi acuan untuk tahap-tahap selanjutnya, maka komunikasikan dengan jelas dan detail kebutuhan serta keinginan Anda.

3. Desain Skematik

Setelah konsep desain disepakati, selanjutnya Arsitek akan membuat desain skematik. Pada tahap ini Arsitek akan mulai menyusuhan gubahan bentuk dan ruang dalam wujud gambar-gambar manual atau digital. Hasil dari tahap desain skematik berupa gambar skematik yang belum detail seperti bentuk 3D bangunan, denah, tampak, dan potongan skematik.

4. Pengembangan Desain

Tahap selanjutnya adalah pengembangan desain. Desain skematik yang sudah dibuat akan diolah menjadi desain yang lebih menyeluruh. Beberapa aspek mulai direncanakan lebih mendalam seperti sistem struktur dan konstruksi bangunan, sistem mekanikal elektrikal plumbing (MEP), material bangunan, dan perkiraan biaya konstruksi.

5. Pembuatan Gambar Kerja

Gambar kerja atau yang sering disebut Detailed Engineering Design (DED) akan menjadi gambar acuan dalam tahap pembanguan. Sehingga gambar kerja harus lengkap, jelas dan detail agar dapat dipahami semua orang yang nantinya akan terlibat dalam proses pembangunan. Detail-detail bangunan juga akan disampaikan dalam gambar kerja. Dalam gambar kerja juga harus jelas spesifikasi material dan sistem konstruksinya, sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB).

6. Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah perkiraan biaya pembangunan suatu proyek konstruksi. RAB yang akurat diperlukan agar proses pembangunan berjalan lebih efektif dan efisien. Dalam RAB ini juga akan diketahui rincian pekerjaan yang akan dilakukan serta kebutuhan material, tukang, dan alat. Lokasi pekerjaan, jangka waktu pengerjaan dan metode kerja akan sangat berpengaruh terhadap nominal RAB.

7. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

Rencana Kerja dan Syarat-syarat diperlukan sebagai acuan untuk Kontraktor dalam proses pembangunan. Dokumen ini bersisi persyaratan umum, persyaratan teknis, serta spesifikasi material yang digunakan.

Akhirnya seluruh proses perancangan sudah selesai. Produk akhir yang akan diberikan oleh konsultan Arsitek adalah dokumen Laporan Desain, Gambar Kerja Detailed Engineering Design (DED), Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang didalamnya memuat Daftar Volume Pekerjaan (Bill of Quantity/BQ), serta Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS). Lihat disini untuk mengetahui contoh hasil produk perancangan. Jika semua dokumen tersebut sudah lengkap, Anda dapat melanjutkan proses ke tahap pembangunan rumah tinggal.